Labuan Bajo, 1 Agustus 2025 – Perayaan iman dan budaya Festival Golo Koe Bunda Maria Nusantara 2025, kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat identitas Labuan Bajo yang bukan hanya sebagai destinasi wisata alam, tetapi juga sebagai destinasi wisata rohani dan ziarah Katolik di Indonesia. Perayaan spiritual berbalut inklusivitas ini diselenggarakan oleh Keuskupan Labuan Bajo dan merupakan salah satu festival berbasis religi Katolik di Pulau Flores.
Mengusung tema “Merajut Kebangsaan dan Pariwisata Berkelanjutan yang Sinodal dan Inklusif”, Festival Golo Koe Bunda Maria Nusantara 2025 adalah festival yang pada tahun 2025 ini masuk dalam 10 Besar Karisma Event Nusantara (KEN) dari total 110 event unggulan nasional berdasarkan Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No. SK/13/HK.01.02/MP/2025. Ini sekaligus menandai pencapaian penting Festival Golo Koe yang pada 2025 telah memasuki tahun ke empat penyelenggaraan.
Spiritualitas yang Menyatukan
RD. Rikardus Manggu, Ketua Umum Festival Golo Koe Bunda Maria Nusantara 2025, menyampaikan bahwa festival ini merupakan ungkapan iman umat Katolik yang juga merefleksikan semangat inklusivitas dan solidaritas lintas agama serta budaya.
“Festival ini lahir dari rahim spiritualitas masyarakat Flores yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, penghormatan terhadap alam, serta penghargaan terhadap martabat manusia. Dalam semangat sinodalitas, kita membuka ruang dialog antarumat dan menjadikan iman sebagai kekuatan pemersatu bangsa”, ujarnya.
Prosesi religi perarakan Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara, perayaan ekaristi akbar, aksi ekologis, dan aksi sosial karitatif, menjadi simbol kekayaan iman yang menyatu dalam nuansa kebudayaan Manggarai yang kuat.
Kolaborasi Lintas Stakeholder dan Pengembangan Pola Perjalanan Wisata Rohani
Ketua Pelaksana Festival, Fransiskus Sales Sodo, menjelaskan bahwa keberhasilan Festival Golo Koe Bunda Maria Nusantara 2025 tidak lepas dari kerja sama lintas stakeholder, termasuk gereja, pemerintah pusat dan daerah, pelaku pariwisata, komunitas adat, serta para relawan muda.
“Festival ini bukan hanya perayaan iman, tetapi juga refleksi dari kekayaan budaya lokal yang telah diwariskan lintas generasi dan kami, Pemerintah Daerah terus memperkuat sinergi dengan gereja, masyarakat adat, pelaku pariwisata, dan komunitas anak muda yang ada di Manggarai Barat untuk memastikan festival ini menjadi agenda inklusif yang menumbuhkan harmoni, toleransi, dan regenerasi nilai-nilai luhur sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat Flores”, jelas Fransiskus.
Frans juga meyakini bahwa Pulau Flores memiliki potensi besar sebagai pusat wisata religi Katolik di indonesia dan dunia. Jejaring destinasi spiritual seperti Gua Maria, situs ziarah, dan festival keagamaan merupakan kekuatan budaya dan iman yang perlu lebih banyak diaktivasi dengan mendorong kolaborasi lintas kabupaten, keuskupan, dan pelaku wisata untuk memperkuat konektivitas dan promosi wisata religi Katolik secara berkelanjutan.
Labuan Bajo Flores: Destinasi Wisata Religi Katolik yang Inklusif
Selain menghadirkan prosesi dan kegiatan keagamaan, Festival Golo Koe Bunda Maria Nusantara 2025 juga diramaikan dengan pertunjukan seni, parade budaya, pasar UMKM, dan dialog lintas iman. Perayaan ini menjadi bukti bahwa wisata religi bukan sekadar aktivitas spiritual, tetapi juga sarana pemberdayaan dan pelestarian budaya. Melalui festival ini, Labuan Bajo tak hanya dikenal sebagai gerbang menuju Komodo, tetapi juga sebagai simbol spiritualitas Katolik yang hidup, terbuka, dan menyatu dalam keindahan alam serta kekayaan budaya Flores.
Heribertus Ratu,
Seksi Publikasi Festival Golo Koe 2025
Website: festivalgolokoe.com