Labuan Bajo, 19 Juni 2025 – Festival Golo Koe memasuki Tahun keempat penyelenggaraannya pada Tahun 2025. Festival tradisi keagamaan katolik di Labuan Bajo dengan warna khas budaya Manggarai, yang digelar setiap tahun pada 10 – 15 Agustus. Meski waktu dan agenda utama penyelenggaraannya sama, namun setiap tahun Festival ini ditandai dengan hal-hal menarik dan istimewa. Kali ini kami mengulas secara singkat penyelenggaraan festival ini pada tahun pertama, dan tahun tahun berikutnya berikut keistimewaannya.
Gereja dan Perkembangan Pariwisata Labuan Bajo
Memasuki tahap dua implementasi Sinode III, Keuskupan Ruteng menetapkan fokus karya pastoran tahunan mulai 2020 sampai 2025. Tahun 2020 telah dilaksanakan sebagai Tahun Penggembalaan. Selanjutnya, 2021 sebagai Tahun Tata Layanan Kasih, 2022 sebagai Tahun Pariwisata Holistik, 2023 sebagai Tahun Ekonomi Berkelanjutan, 2024 sebagai Tahun Ekologi Berkelanjutan, dan 2025 sebagai Tahun Ekaristi Transformatif.
Gereja lokal Keuskupan Ruteng menanggapi secara positif gerak maju pengembangan pariwisata Labuan Bajo. Melalui berbagai program pada tahun Pariwisata holistik 2022, Keuskupan Ruteng mengajak umat untuk mengambil bagian dalam pengembangan pariwisata itu. Pada kesempatan yang sama, Keuskupan Ruteng juga mengampanyekan nilai nilai kristiani yang perlu dihayati dalam pengembangan pariwisata.
Para agen pastoral merefleksikan pariwisata yang menjadi fokus karya pastoral itu dalam sidang pastoral awal januari 2022. Pariwisata pertama-tama didekati secara holistik, yaitu dalam keterkaitan dengan berbagai aspek lain kehidupan manusia dan alam lingkungan. Pariwisata holistik itu diharapkan memiliki ciri “Tiga B” yaitu berpartisipasi, berbudaya dan berkelanjutan.
Festival Golo Koe 2022 dengan tema Pariwisata yang Holistik: Berpartisipasi, Berbudaya dan Berkelanjutan
Festival Golo Koe diselenggarakan pertama kali pada tahun 2022 dalam rangka tahun Pastoral Pariwisata Holistik itu. Gereja Lokal Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan pemerintah daerah Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Lembaga Pendidikan Politeknik Elbajo Komodus, Kementerian Pariwisata dan lembaga-lembaga lainnya di Labuan Bajo membentuk panitia bersama untuk menyelenggarakannya.
Festival ini mengangkat tradisi keagamaan katolik khususnya devosi kepada Bunda Maria, budaya Manggarai, dan beragam pameran hasil karya UMKM. Festival pada tahun pertama itu berlangsung pada 10 – 15 Agustus 2022, dengan tema “Pariwisata Holistik: Berpartisipasi, Berbudaya dan Berkelanjutan”. Agenda utamanya yaitu Ekaristi Akbar Inkukturatif memperingati Maria diangkat ke surga di Marina Labuan Bajo, prosesi Maria Assumpta Nusantara, karnaval budaya, pameran dan pentas seni. Festival juga diisi dengan beragam keguatan pemberdayaan bagi orang muda, penghijauan, dan rekoleksi.
Festival Golo Koe pertama dilaksanakan tidak lama setelah pandemi Covid 19 berakhir. Ribuan umat dari paroki paroki seluruh wilayah Keuskipan Ruteng hadir di Labuan Bajo selama beberapa hari festival. Dan ini mendorong bangkitnya aktivitas ekonomi dan pariwisata Labuan Bajo yang terpuruk akibat pandemi.
Festial Golo Koe 2023 dengan Tema Ekonomi Berkelanjutan: Sejahtera, Adil dan Ekologis
Festival Golo Koe 2023 dilaksanakan pada saat Keuskupan Ruteng memusatkan perhatian pada bidang pastoral ekonomi. Karena itu festival pada tahun kedua penyelenggaraannya mengusung tema Pastoral Ekonomi Berkelanjutan: Sejahtera, Adil dan Ekologis. Gereja Keuskupan Ruteng pada tahun itu melaksanakan pemberdayaan ekonomi bagi umat dalam kerja sama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga terkait. Kelompok-kelompok UMKM paroki dan kelompok-kelompok umat dibentuk dan didampingi hingga menghasilkan produk berkualitas dan memenuhi standar pemasaran.
Meski dengan jadwal dan agenda utama yang sama dengan tahun pertama, Gestival Golo Koe pada tahun ditandai dengan semakin beragamnya pameran UMKM sebagai hasil dari giat pastoral pemberdayaan ekonomi pada tahun itu. Lokasi pameran menjadi lebih luas dan ramai oleh banyaknya peserta dan pengunjung.
Festival Golo Koe 2024, “Pastoral Ekologi Integral: Harmoni, Pedagogi dan Sejahtera”
Festival Golo Koe tahun 2024 mengangkat tema “Pastoral Ekologi Integral: Harmoni, Pedagogi dan Sejahtera”. Jadwal dan agenda-agenda utamanya tetap sama dengan tahun sebelumnya. Namun, kegiatan – kegiatan ekologi mendapat perhatian khusus pada tahun ini. Beberapa diantaranya yaitu perekaman jejak karbon dari seluruh aktivitas selama hari hari festival, edukasi ekologi bagi remaja dan orang muda dan gerakan penghijauan.
Memasuki tahun ketiga penyelenggaraanya pada 2024, Festival Golo Koe masuk dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) adalah kumpulan event-event berkualitas dari 34 provinsi di Indonesia yang akan menjadi strategi kolaborasi antara Kemenparekraf dengan pemerintah daerah melalui penyelenggaraan kegiatan yang berkualitas. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno hadir pada puncak perayaan festival (15/10/2025) dan menyerahkan surat keputusan tentang masuknya festival Golo Koe dalam daftar KEN 2024.
Awal 2025, Festival Golo Koe berhasil masuk dalam daftar 110 KEN 2025 dan bahkan menduduki posisi Top 10 KEN berdasarkan Keputusan Menterian Pariwisata No. SK/13/HK.01.02/MP/2025. Ini menjadi bentuk apresiasi pemerintah atas kerja kolaboratif semua yang terlibat dalam penyelenggaraan Festival Golo Koe.
Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng menyatakan masuknya Fwstival Golo Koe dalam daftar KEN merupakan bentuk apresiasi pemerintah bagi kerja kerja kolaboratif seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan festival. Dengan masuk dalam daftar KEN, pemerintah melalui kementerian Pariwisata akan memberi dukungan bagi penyelenggaraan Festival Golo Koe.
Masuk dalam Top 10 KEN, kata Weng, sekaligus memberi tanggung jawab yang lebih besar bagi panitia untuk menyelenggarakan festival Golo Koe secara lebih menarik dan meriah.
Heribertus Ratu,
Seksi Publikasi Festival Golo Koe 2025
