Update dari Festival Golo Koe

Tema Festival Golo Koe 2025, “Keuskupan Labuan Bajo: Merajut Kebangsaan dan Pariwisata Berkelanjutan yang Sinodal dan Inklusif”

perarakan patung Bunda Maria di Water Front

Labuan Bajo, 31 Mei 2025 – Festival Golo Koe 2025 telah dicanangkan penyelenggaraannya secara meriah dalam acara launching di halaman kantor Bupati Manggarai Barat, Jumat 9 Mei 2025 pagi. Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng yang didampingi Uskup Labuan Bajo Mgr Maksimus Regus, Vikaris Jenderal Keuskupan Labuan Bajo, memukul gong tanda penyelenggaraan festival religi tahunan ini dimulai.

Tahun 2025 merupakan tahun keempat penyelenggaraan Festival Golo Koe, terhitung sejak kegiatan ini diadakan pada 2022 lalu ketika Labuan Bajo masih bergabung dengan Keuskupan Ruteng. Meski agenda-agenda utamanya sama, tema kegiatan pada setiap tahunnya berbeda-beda, disesuaikan dengan fokus karya pastoral keuskupan Ruteng ketika itu.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Keuskupan Labuan Bajo RD Frans Nala menjelaskan tema Festival Golo Koe 2025 disesuaikan dengan arah dasar karya pastoral keuskupan, khususnya terkait pembangunan pariwisata di wilayah ini. Festival Golo Koe 2025 mengusung tema, “Keuskupan Labuan Bajo: Merajut Kebangsaan dan Pariwisata Berkelanjutan yang Sinodal dan Inklusif”. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari tema itu.Keuskupan Labuan Bajo baru saja terbentuk menjadi sebuah gereja lokal dengan kekayaan sosial, keragaman etnis/budaya, dan pluralitas agama. Dengan profil kemajemukan ini, Keuskupan Labuan Bajo ingin menjadi sebuah rumah kebangsaan yang ramah dan mozaik persaudaraan yang harmonis.

Hal ini diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan Festival Golo Koe yang pada tahun 2025 ini memasuki tahun ke-4. Dalam penyelenggaraan tahun ini, Keuskupan Labuan Bajo ingin menegaskan kembali karakteristik festival ini yang bercorak religi-budaya dan merangkul kemajemukan dan keanekaragaman sosial.

Festival ini dapat menjadi salah satu sumbangan penting gereja bagi Pembangunan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan yang mendorong partisipasi dan keterlibatan masyarakat lokal, dan berakar pada budaya dan spiritualitas setempat.
Tema yang diusung untuk Festival Golo Koe tahun 2025 adalah “Merajut Kebangsaan dan Pariwisata Berkelanjutan yang Sinodal dan Inklusif”. Tema ini mengandung spirit dasar pengembangan pariwisata yang mendorong pertumbuhan nilai-nilai kebangsaan yang humanis dalam semangat sinodal dan inklusif. Artinya, pariwisata mesti mengabdi pada kemanusiaan dan bertumbuh di atas nilai-nilai religi-budaya.

Berkaitan dengan itu, Keuskupan Labuan Bajo ingin mengedepankan dimensi sinodalitas dan inklusivitas agar pariwisata tidak menyingkirkan siapa pun, tetapi mengajak semua orang untuk terlibat dan berjalan bersama mewujudkan kehidupan yang lebih baik, adil, damai, dan sejahtera. Sinodalitas dan inklusivitas itu secara konkret tampak dalam organ kepanitian yang mencakup elemen pemerintah, lintas agama, komunitas budaya, dan lembaga sosial dan pendidikan, dan lain-lain. Demikian juga peserta dan agenda kegiatan festival mengungkapkan dimensi inklusivitas.

Keuskupan Labuan Bajo meyakini bahwa pariwisata sebagai wahana perjumpaan antara agama, budaya, dan turisme dapat memperluas dan memperkokoh persaudaraan manusiawi dan kepedulian ekologis terhadap lingkungan. Melalui aneka dimensi perjumpaan itu, pariwisata menjadi sarana pertumbuhan iman bagi umat.

Dalam konsep sinodalitas dan inklusif ini, gereja memandang turisme secara positif dalam kaitan dengan penginjilan dan pembangunan berkelanjutan yang adil, partisipatif dan berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat lokal.


Labuan Bajo, 31 Mei 2025
Heribertus Ratu (081398461957), Seksi Publikasi Festival Golo Koe 2025

Yuk bagikan biar yang lain update seputar Festival Golo Koe!

More Posts (Still in Discussion)

Mari Mengikuti
Festival Golo Koe!

Langkahkan kaki dalam iman.
Menarilah bersama budaya.
Bersatulah dalam cinta dan kebersamaan.

Scroll to Top